'cookieOptions = {msg};' Cyber Dewo Blog's: Pemerintah Cuma Tunda Rencana Kenaikan BBM Subsidi.

Pemerintah Cuma Tunda Rencana Kenaikan BBM Subsidi.

Pemerintah dinilai cuma menunda kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi. Jika minyak dunia kembali naik, harga BBM pun pasti mengekor.

Hasil keputusan rapat paripurna kemarin banyak menuai tanggapan. Salah satunya dari pengamat perminyakan Kurtubi. Ia menuturkan keputusan yang diambil dari hasil rapat kemarin belum cukup menyelesaikan masalah. Menurutnya, suatu saat BBM ini akan naik apabila terjadi kekisruhan di timur tengah.

"Ini sangat tergantung situasi geopolitik di Selat Hormus," ungkapnya kepada detikFinance, Sabtu (31/3/2012). "Kalau Iran dan Israel gak jadi perang, maka turun harga BBM, kalau jadi ya naik,"

Harga BBM yang tadinya direncanakan naik menjadi Rp 6.000 ini diputuskan tidak naik dalam sidang paripurna kemarin. Namun, menurut Kurtubi hal ini bisa terjadi kapan saja.

"Ini (Pasal 7 ayat 6a) akan efektif tapi tunggu waktu 6 bulan. Ini penundaan," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil voting sidang paripurna DPR memutuskan menerima tambahan pasal 7 Ayat 6A. Klausul tambahan dalam APBNP 2012 memberian peluang pemerintah menaikkan dan menurunkan harga BBM bila harga minyak mentah Indonesia mengalami kenaikan atau turun rata-rata 15 persen dalam waktu 6 bulan terakhir.

Namun, rencana awal pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500 per liter per 1 April 2012 tetap ditolak. Sebab harga rata-rata 6 bulan terakhir belum 15 persen di atas asumsi ICP baru sebesar US$ 105/barel.

Dengan keputusan itu, maka harga BBM belum akan naik pada 1 April besok. Terhadap keputusan itu, Menkeu Agus Martowardojo atas nama pemerintah dalam sambutan akhir seusai sidang Paripurna DPR, menyatakan dapat menerima keputusan sidang tersebut.

"Setelah ikuti dan cermati dinamika dalam rapat paripurna DPR ini, dan telah diputuskan pengambilan rumusan baru Pasal 7 Ayat 6a. Pemerintah menyatakan sependapat dengan hasil itu," katanya.

Pemerintah juga sependapat dengan asumsi baru APBN-P. Yaitu pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, inflasi 6,8 persen, harga ICP US$ 105/barel, nilai tukar rupiah Rp 9.000/dolar AS, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 5 persen, dan lifting minyak 930 barel per hari..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami Sangat Berterima Kasih. Jika Anda Mau Meninggalkan Pesan/Komentar/Saran/Kritikan untuk kemajuan Blog ini.